Generasi Muda Muslim, Berpolitiklah!

Pemilu 2024

Ilustrasi Wajah-wajah Generasi Muda Muslim, foto diambil dari Google

Kenapa Generasi Muda Muslim Harus Paham Politik?

Pengantar

Menjelang pemilihan umum, pertanyaan penting yang muncul adalah mengapa generasi muda muslim harus memahami politik? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita belajar dari pandangan beberapa tokoh terkemuka serta ajaran agama Islam.

Quote Sosial Politik

Perdana Menteri Turki pada era 1996-1997, Necmettin Erbakan, pernah memberikan nasihat politik yang sangat relevan bagi kaum muslim: “Muslim yang tidak peduli terhadap politik akan dipimpin oleh politikus yang tidak peduli terhadap Islam.” Pesan ini mencerminkan pentingnya peran politik dalam kehidupan umat Islam.

Jauh sebelumnya, seorang praktisi teater asal Jerman, Eugen Berthold Friedrich Brecht, mengungkapkan pemikirannya tentang politik dalam sebuah kutipan yang terkenal, yang dapat diterjemahkan sebagai berikut: “Buta huruf yang paling parah adalah buta huruf politik. Dia tidak mendengar, tidak berbicara, dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik. Dia tidak tahu biaya hidup, harga kacang, ikan, tepung, sewa rumah, sepatu, dan obat-obatan; semuanya tergantung pada keputusan politik. Orang yang buta huruf politik sangat bodoh sehingga dia bangga dan membusungkan dada dengan mengatakan bahwa dia membenci politik. Orang dungu tidak tahu bahwa dari kebodohan politiknya lahirlah pelacur, anak terlantar, dan pencuri terburuk dari semuanya, yaitu politisi yang buruk, koruptor, dan tukang mengemis dana dari perusahaan-perusahaan nasional dan multinasional.”

Ajaran Islam

Bulan ini Rabiul Awal, kaum muslim memperingati hari kelahiran, hijrah dan kematian Nabi Muhammad SAW, manusia mulia yang telah mengajarkan Islam pada kita. Menurut hemat penulis, salah satu bentuk mencintai Nabi Muhammad SAW bukan sekedar memperingati hari kelahirannya semata, jauh lebih penting adalah mengikuti apa yang diajarkan, meniru sebanyak mungkin sunnah-sunnah yang diajarkan oleh beliau, termasuk dalam urusan kehidupan sosial politik.

Selain nasihat dari tokoh-tokoh tersebut, Nabi Muhammad SAW juga memberikan petunjuk yang berharga tentang politik. Salah satu hadisnya mengatakan: “Akan datang tahun-tahun penuh dengan kedustaan yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, orang yang jujur dikhianati, dan orang-orang bodoh ikut bicara.” Hadis ini mengingatkan kita tentang bahaya ketidakpedulian terhadap politik dan peran penting generasi muda dalam memahami dan mengambil bagian dalam peristiwa politik.

Namun, berapa batasan usia generasi muda? Sebagian ulama sepakat bahwa generasi muda dimulai dari usia baligh hingga usia 32 tahun.

Terlibatlah, Minimal Pahami!

Memahami politik bisa dimulai dengan cara langsung terlibat atau setidaknya memiliki pemahaman dasar tentang isu-isu politik. Terlibat langsung dapat dilakukan sejak dini melalui berbagai organisasi seperti OSIS, Koperasi Siswa, BEM, atau organisasi kepemudaan. Bahkan partai politik juga memiliki organisasi sayap yang fokus pada kaderisasi generasi muda.

Terlibat dalam organisasi-organisasi tersebut bukan hanya dapat meningkatkan pemahaman politik tetapi juga membuka peluang untuk membangun jaringan yang dapat berguna dalam aspek kehidupan lain, seperti karir dan bisnis. Namun, yang paling penting adalah keterlibatan dalam politik harus didasarkan pada keyakinan sebagai seorang muslim dan semangat untuk memberikan manfaat bagi masyarakat. Sebagai muslim, kita diajarkan untuk menjadi berguna bagi orang lain, dan keterlibatan politik yang berlandaskan pada nilai-nilai agama dapat menjadi salah satu bentuk amal kebajikan yang akan kita pertanggungjawabkan di akhirat nanti. Semoga Allah SWT memberikan petunjuk yang benar kepada kita semua. (@miyoeL, diolah dari berbagai sumber)