September 19, 2024

Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Pendahuluan

ABK atau Anak Berkebutuhan Khusus rasanya masih kurang mendapat perhatian, setidaknya perlu terus diingatkan untuk diperhatikan. Kenapa? Karena menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2020, diperkirakan bahwa sekitar 15% dari populasi dunia hidup dengan satu atau lebih jenis disabilitas. Bahkan menurut data Statistik Kesejahteraan Sosial tahun 2018, di Indonesia, prevalensi anak dengan kebutuhan khusus adalah sekitar 2,22% dari jumlah penduduk anak di bawah usia 18 tahun. Meskipun kecil, namun sangat bermakna, karena berkebutuhan khusus artinya membutuhkan bantuan pihak lain untuk mengurus kebutuhan dirinya sendiri sehari-hari.

Bukankah dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang berfokus pada inklusivitas dan keadilan, penting untuk memastikan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus mendapat perhatian yang memadai dan disertakan dalam program dan kebijakan yang dirancang untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Kategori Anak Berkebutuhan Khusus

Di Indonesia, kategori anak berkebutuhan khusus diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Undang-undang ini mengenali beberapa kategori anak berkebutuhan khusus, yaitu:

  1. Anak dengan gangguan intelektual
  2. Anak dengan gangguan autisme
  3. Anak dengan gangguan penglihatan (tunarungu, buta, dan berpendengaran rendah)
  4. Anak dengan gangguan pendengaran (tuli dan berpendengaran rendah)
  5. Anak dengan gangguan motorik (cerebral palsy, paraplegia, quadriplegia, dan lain-lain)
  6. Anak dengan gangguan mental dan perilaku (gangguan hiperaktivitas, depresi, dan lain-lain)
  7. Anak dengan gangguan bicara dan komunikasi (stuttering, apraxia, dan lain-lain)
  8. Anak dengan gangguan kesehatan lainnya (epilepsi, thalassemia, dan lain-lain)

Kategori ini tidak bersifat menyeluruh dan masih mungkin untuk ada kategori lain yang diakui sebagai anak berkebutuhan khusus, tergantung pada definisi dan standar yang digunakan. Namun, kategori ini membantu dalam memperkirakan jumlah anak yang membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat untuk memenuhi hak-hak mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Faktor-faktor Pencetus Anak Berkebutuhan Khusus

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan anak lahir dengan kebutuhan khusus. Beberapa faktor yang umum meliputi:

  • Faktor genetik: Beberapa kondisi kebutuhan khusus disebabkan oleh kelainan atau mutasi genetik. Contohnya, anak dengan sindrom Down, sindrom Turner, atau distrofi otot adalah beberapa kondisi yang disebabkan oleh faktor genetik.
  • Faktor lingkungan: Faktor lingkungan seperti infeksi selama kehamilan, paparan bahan kimia atau radiasi, dan malnutrisi dapat menyebabkan cacat lahir atau gangguan perkembangan pada anak.
  • Kelahiran prematur: Anak yang lahir prematur memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan atau kebutuhan khusus, seperti gangguan pernapasan, gangguan penglihatan, dan gangguan neurologis.
  • Faktor keturunan: Beberapa kondisi kebutuhan khusus dapat diturunkan dari orang tua, seperti kelainan jantung bawaan dan sindrom polikistik ovarium.
  • Trauma lahir: Trauma lahir atau kelahiran sulit dapat menyebabkan cedera pada otak atau organ tubuh lainnya, yang dapat mengakibatkan kebutuhan khusus.
  • Kekurangan oksigen: Kekurangan oksigen selama kehamilan atau saat kelahiran dapat menyebabkan kerusakan pada otak dan organ tubuh lainnya, yang dapat mengakibatkan kebutuhan khusus.
  • Faktor sosial: Faktor sosial seperti kekurangan perawatan medis atau kekurangan akses ke fasilitas kesehatan dapat meningkatkan risiko anak lahir dengan kebutuhan khusus.

Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua kasus kebutuhan khusus memiliki penyebab yang jelas dan dapat diidentifikasi. Beberapa kondisi kebutuhan khusus mungkin disebabkan oleh faktor yang tidak diketahui atau tidak dapat diubah.

Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Anak dengan kebutuhan khusus membutuhkan pendekatan yang berbeda dalam pembelajaran, sehingga mereka dapat mencapai potensi maksimal mereka. Ada beberapa jenis pendidikan yang dapat diberikan kepada anak berkebutuhan khusus, seperti pendidikan inklusif, pendidikan khusus, atau homeschooling. Pendidikan inklusif merupakan model pendidikan yang menyatukan anak berkebutuhan khusus dan anak tanpa kebutuhan khusus dalam satu kelas. Pendidikan khusus merupakan pendekatan di mana anak berkebutuhan khusus diberikan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Sedangkan homeschooling adalah model pendidikan di mana anak belajar di rumah dan di bawah pengawasan orang tua. Semua jenis pendidikan ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga orang tua harus mempertimbangkan dengan cermat sebelum memutuskan jenis pendidikan yang akan diberikan kepada anak mereka. Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus juga dapat melibatkan terapis atau spesialis lainnya, seperti terapis wicara, terapis fisik, atau terapis okupasi, yang dapat membantu anak dalam memperbaiki kemampuan komunikasi, gerakan motorik, atau aktivitas sehari-hari. Dalam hal ini, orang tua harus bekerja sama dengan tenaga medis dan pendidik untuk memastikan bahwa anak berkebutuhan khusus mereka mendapatkan pendidikan dan perawatan yang tepat dan terintegrasi.

Selain itu, dalam pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, diperlukan juga pengembangan program pendidikan yang berbeda-beda sesuai dengan jenis kebutuhan khusus yang dimiliki oleh anak. Misalnya, bagi anak dengan gangguan spektrum autis, diperlukan program pendidikan yang fokus pada pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi. Sedangkan bagi anak dengan gangguan pendengaran, diperlukan program pendidikan yang memperhatikan pengembangan keterampilan bahasa isyarat dan komunikasi non-verbal.

Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus juga harus melibatkan partisipasi orang tua dalam proses pendidikan anak. Orang tua harus terlibat dalam pembuatan rencana pendidikan anak, mengikuti perkembangan dan kemajuan anak, serta memberikan dukungan dan motivasi kepada anak. Hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa anak berkebutuhan khusus merasa didukung dan diterima oleh lingkungan sekitarnya, sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Dalam era digital saat ini, teknologi juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Ada banyak aplikasi dan perangkat lunak yang dirancang khusus untuk membantu anak berkebutuhan khusus dalam pembelajaran, seperti aplikasi pendidikan, game edukasi, dan perangkat lunak yang dapat membantu pengembangan keterampilan khusus, seperti keterampilan bahasa, gerakan motorik, dan pemrosesan informasi.

Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Berbasis pada kondisi anak dan bertujuan lebih fokus pada kemandirian anak. Orang tua dan pendidik harus bekerja sama untuk menemukan pendekatan yang paling tepat dan efektif dalam memberikan pendidikan dan perawatan bagi anak berkebutuhan khusus. Dengan demikian, anak berkebutuhan khusus dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, serta meraih potensi maksimal mereka seperti halnya anak-anak Indonesia pada umumnya.

Penutup

Penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk memperhatikan hak-hak anak berkebutuhan khusus, termasuk hak atas pendidikan yang layak dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Pemerintah harus memastikan ketersediaan fasilitas dan sumber daya yang memadai untuk pendidikan anak berkebutuhan khusus, serta melindungi mereka dari diskriminasi dan perlakuan tidak adil. Masyarakat juga harus memberikan dukungan dan kesempatan yang sama kepada anak berkebutuhan khusus untuk berkembang dan mengambil peran dalam masyarakat. (miyoel/diolah dari berbagai sumber)

DISCLAIMER: tulisan diatas adalah konten permasalahan sosial yang diungkapkan serta solusi yang ditawarkan oleh penulis yang menaruh minat pada dunia pendidikan termasuk pendidikan anak berkebutuhan khusus. Foto-foto yang dipergunakan adalah sebagai ilustrasi semata, diambil dari google.